Untaian Kata

Minggu, 25 September 2011

Management Information System TI-UI 2011

Pada semester 5 ini, TI UI menyediakan 5 mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswanya disamping mata kuliah pilihan. Salah satu mata kuliahnya yaitu Management Informasi System (MIS).
Berikut keterangan lengkap tentang mata kuliah yang saya pelajari sekarang ini:



Nama mata kuliah: Sistem Informasi 01
Kode mata kuliah: IES310805
Nama pengajar: Ir. M. Dachyar M.Sc
Email pengajar: mdachyar@yahoo.com
Buku yang digunakan: management information systems: tenth edition; pengarang: raymond mcleod, jr; george p. schell

Materi kuliah:


·                     Information System vs. Information Technology
·                     Information System for Competitive Advantage
·                     Information Security
·                     Information Technology for E-commerce
·                     E-auction
·                     Business Process Re-engineering (BPR)
·                     Bar Code
·                     Knowledge Management (KM)
·                     Relational Database Management System
·                     Customer Relationship Management (CRM)

Dengan mata kuliah ini diharapkan kita sebagai engineer dapat memaksimalkan kinerja dari suatu organisasi atau perusahaan karena sebuah perusahaan tidak akan berkembang tanpa adanya penerapan manajemen sistem informasi yang baik.

Tatria; an Ordinary Girl and Her Extraordinary World

Terlahir dengan nama Tatria Ariesta pada hari Senin tanggal 25 Maret 1991 di bangsal RS IAIN “Ciputat Raya” (dari situlah asal muasal nama saya saudara-saudara sekalian -> Tatria -___-), saya lahir dengan massa 3,6 kg. Saya adalah anak pertama dari orang tua saya yang sebenarnya -sudah melenceng dari program pemerintah- berencana untuk memiliki  3 anak namun ditakdirkan oleh Allah SWT untuk dititipkan 5 orang anak. So, I have a big family :)

Singkat cerita, karena sering berpindah rumah saya memiliki riwayat pendidikan yang cukup variatif:
  • ·         1995-1996 TK Islam Parkit, Jakarta Barat
  • ·         1996-1997 TK Puspa Negara, Pamulang Permai
  • ·         1997-2000 SDI Al-Mukhlisin, Parung-Bogor
  • ·         2000-2003 SDIT Baitussalam, Bojong Gede-Bogor
  • ·         2003-2006 SMPIT Ummul Quro, Bogor
  • ·         2006-2009 SMAN 1 Parung, Bogor
  • ·         2009-Now Teknik Industri Universitas Indonesia
Sejak kecil tidak ada bakat yang menonjol pada diri saya, namun hampir setiap event yang diadakan di dalam maupun di luar sekolah saya ikuti. Dari mulai duduk di bangku Taman Kanak-kanak, saya menjuarai beberapa perlombaan seperti menggambar, menyanyi, dan menari. 
Saat SD, otak kiri saya menunjukkan keterdepanannya dengan menjuarai Olimpiade Matematika antar SD se-Keecamatan dan prestasi lainnya. Begitu pun SMP, mata pelajaran favorit saya masih Matematika meskipun saya sudah tertarik dengan science club, kepanduan, dan ilmu beladiri. Namun minat saya dengan ilmu beladiri terhalang oleh jadwal SMP yang padat (karena boarding school) dan sarana penyalur bakat yang kurang. 
Minat yang terputus itu akhirnya dapat tersalurkan ketika saya yang masuk ke SBI Class di SMA 1 Parung memilih Ekstrakurikuler Pencak Silat Padjadjaran Cimande dan meraih prestasi disana. Kesibukan saya di Pencak Silat dan Ekskul-ekskul lain (Mading, Rohis, dan Paduan Suara) tidak membuat saya lupa akan prestasi akademik. Sehingga saat duduk di kelas 11 saya (kembali) mengikuti Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten Bogor dan meraih peringkat II.
Semasa SMP dan SMA saya kurang mengikuti organisasi-organisasi. Sehingga saat terdaftar menjadi mahasiswi Teknik Industri Universitas Indonesia saya berniat untuk aktif dalam organisasi. Namun sifat saya yang mudah jenuh membuat saya memilih untuk aktif di kepanitiaan dari pada organisasi, seperti:
  • ·         Muslimah on the Move
  • ·         Training Motivasi “J-Day”
  • ·         Hari Anak Nasional 2010
  • ·         1000 Senyuman Anak Indonesia
  • ·         SPWI 2011
  • ·         LKTI 2011
  • ·         Dan lainnya
Dengan mengikuti berbagai kepanitiaan, selain mendapatkan pengalaman saya juga dapat memperbaiki kemampuan berkomunikasi saya dengan orang lain. Dari semua hal yang telah saya lakukan semasa hidup saya, saya menilai bahwa saya bukanlah seseorang yang memiliki bakat khusus. Namun dari waktu ke waktu saya selalu ingin mencoba hal baru untuk menambah pengalaman dan skill saya di berbagai bidang selama itu positif. Sehingga saya dapat menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Karena tidaklah penting apakah Anda lebih baik dari orang lain, jika Anda tidak bisa lebih baik dari diri Anda yang kemarin :D

Implementasi ERP pada PT Astra Honda Motor (AHM)


PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai perusahaan perakitan motor terkemuka di Indonesia juga mengedepankan penerapan TI dalam proses bisnisnya. Penerapan teknologi informasi (TI) pada AHM bukan merupakan hal yang baru, karena perusahaan ini sudah mengimplementasikannya di pabrik motornya sejak tahun1980. Pada awalnya TI pada AHM hanya dimanfaatkan untuk mendukung sistem akuntansi saja. Namun pada tahun 1986, teknologi informasi merambah ke sistem keuangan dan kontrol produksi. Sistem tersebut dibuat secara swadaya oleh PT AHM sendiri, sehingga yang terjadi adalah TI yang diaplikasikan menjadi terpisah satu sama lainnya atau tidak terintegerasi. Pada tahun 1995, sistem perusahaan diubah menjadi mulai terintegrasi dengan penggunaan ERP dan untuk selanjutnya semakin berkembang dari tahun ke tahun. Tujuan dari PT AHM menerapkan TI di perusahaannya adalah untuk menerapkan sistem Just In Time  (JIT), sehingga dapat tercipta efisiensi dalam perusahaan.

Melalui sistem terintegrasi yang digunakan, dalam hal ini menggunakan ERP, pada setiap periode AHM akan memperoleh informasi dari divisi Keuangan, Operasi dan Human Resource mengenai aktivitasnya masing-masing. Sebagai contoh, divisi operasi menyajikan informasi mengenai produksi jumlah motor yang akan dijual untuk satu bulan kedepan. Dengan demikian, bagian produksi dapat merencanakan tipe apa saja yang akan diproduksi dan juga jumlah komponen yang dibutuhkan. Selanjutnya, informasi tersebut disampaikan kepada perusahaan pemasok komponen mengenai kebutuhan tersebut. Selanjutnya pada divisi keuangan menyajikan anggaran biaya yang dibutuhkan. Sedangkan untuk divisi HR menyiapkan kebutuhan tenaga kerja. Semua informasi tersebut diintegrasikan dalam satu database, sehingga setiap divisi dapat menghasilkan informasi yang real time.

Sistem akan langsung menghitung jumlah suku cadang komponen yang telah digunakan. Secara otomatis, persediaan suku cadang komponen langsung dihitung. Untuk selanjutnya, sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan. Aplikasi ERP tersebut mendukung sistem Just in Time (JIT) yang diterapkan oleh perusahaan. Melalui ERP informasi kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan dalam JIT akan bergulir cepat, sebab sistem menghadirkan otomatisasi dan integrasi pada sistem bisnis yang akan diolah melalui software secara online.

Hubungan AHM dengan vendor dilakukan melalui online sehingga setiap kali pemesanan dilakukan vendor langsung dapat mengirimkan komponen yang dibutuhkan pabrik. Secara otomatis, persediaan suku cadang komponen langsung dihitung. Berikutnya, sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan, sehingga penggunakan aplikasi ERP mendukung sistem Just in Time (JIT). Selain itu, kelengkapan atribut pemesanan seperti nama vendor, nama suku cadang, jumlah, dan jam delivery harus tercantum pada komponen yang diterima dengan dilengkapi Bar Code Text (BCT).

Keuntungan yang didapat dari penerapan Just In Time (JIT) melalui pengunaan ERP dalam perusahaan adalah terjadinya efisiensi yang sangat besar. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi motor akan menjadi sangat cepat. Keuntungan lainnya yang di dapat oleh PT AHM adalah dapat menyatukan jaringan komunikasi antar pabrik, sehingga hubungan antar pabrik menjadi mudah.

Penggunaan TI agar dapat digunakan secara maksimal pada perusahaan juga harus didukung pula oleh skill karyawan. Karyawan AHM dapat dikatakan memguasai dari implementasi aneka solusi TI di lingkungannya. Hal ini dikarenakan TI sudah lama diperkenalkan pada mereka sehingga komputerisasi bukan merupakan hal yang baru.


ERP (Enterprise Resource Planning) and the Implementation


’ERP is a complete enterprise wide business software solution. The ERP system consists of software support modules, such as: marketing and sales, field service, product design and development, production and inventory control, procurement, distribution, industrial facilities management, process design and development, manufacturing, quality, human resources, finance and accounting, and information services’ 

Sementara Daniel O’Leary mendefinisikannya sebagai:
’ERP systems are computer based systems designed to process an organization’s transactions and facilitate integrated and real-time planning, production, and customer response. In particular ERP systems will be assumed to have certain characteristics’

Dari kedua definisi tersebut, jelas terlihat bahwa konsep ERP dikembangkan dengan latar belakang pemikiran perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses secara lintas fungsi di dalam perusahaan, agar dapat lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan pelanggan atau “customer”. Dilibatkannya aplikasi atau software dalam konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa: penghapusan proses-proses yang tidak perlu (process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau bertele-tele (process simplification), penyatuan proses-proses yang redundan (process integration), dan pengotomatisasian proses-proses yang manual (process automation).

Sebagai tambahan, pengertian integrasi menyangkut hal-hal sebagai berikut:
• Penghubungan antar berbagai aliran proses bisnis.
• Teknik komunikasi.
• Sinkronisasi operasi bisnis.
• Koordinasi operasi bisnis.

Karakteristik tertentu dari ERP yang dimaksud dalam definisi ERP oleh Daniel E. O’Leary di atas meliputi hal-hal sebagai berikut ini:
• Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
• Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
• Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
• Sistem ERP menggunakan database perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
• Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time)
• Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
• Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat diperlukan oleh perusahaan multinasional.
• Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali.

Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan sistem informasi terpadu dalam konsep ERP ini antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
• ERP menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
• ERP juga memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa perbedaan valuta, perbedaan bahasa, dan perbedaan budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
• ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan pembetulan banyak sistem komputer yang terpisah.
• ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar memonitor saja. Dengan ERP, manajemen tidak hanya mampu untuk menjawab pertanyaan ’Bagaimana keadaan kita ?’ tetapi lebih-lebih mampu menjawab pertanyaan ’Apa yang kita kerjakan untuk menjadi lebih baik ?’
• ERP membantu melancarkan pelaksanaan manajemen supply chain dengan kemampuan memadukannya.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa tidak selalu aktivitas “perampingan” proses tersebut berdampak pada pemutusan hubungan kerja. Karena, di beberapa perusahaan salah satu alasan untuk menerapkan konsep ERP adalah untuk melakukan empowerement terhadap manajemen dan karyawannya. Artinya, yang bersangkutan tidak perlu lagi membuang banyak waktu untuk melakukan proses-proses yang bersifat administratif (non value added activities), melainkan dapat lebih banyak meluangkan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang bersifat strategis, seperti: bagaimana mengembangkan perusahaan, bagaimana mencari sumber-sumber pendapatan baru, bagaimana mencari pelanggan lebih banyak, bagaimana menjalin hubungan lebih baik dengan mitra bisnis, dan lain sebagainya.

Namun, hal itu bukan berarti tidak adanya kasus pemutusan hubungan kerja. Karena banyak sekali kasus penerapan ERP yang bersamaan dengan penerapan konsep manajemen perubahan (change management), semacam Business Process Reengineering (perubahan secara radikal untuk meningkatkan perbaikan kinerja usaha secara dramatis), yang salah satu konsekuensi logisnya adalah perampingan jumlah karyawan.

Keuntungan menggunakan sistem ERP sering kali sulit untuk mengukur secara kuantitatif, karena 1). kadang-kadang ERP meningkatkan pendapatan dan mengurangi biayam namun secara tidak kelihatan sehingga sulit untuk diukur, dan 2) kadang-kadang perubahan dan keuntungan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga sulit dilacak kembali.
Hanya saja, hal-hal berikut ini dapat disampaikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengembalian investasi yang ditanamkan untuk penggunaan ERP:
• Karena ERP mengurangi, bahkan mungkin menghilangkan, usaha percuma dan duplikasi data, maka akan ada penghematan dalam biaya operasi. Salah satu studi menunjukkan bahwa 33% perusahaan memperoleh penghematan biaya dalam manajemen pesanan penjualan, dan 34% mengatakan bahwa sistem ERP mereka sangat mengurangi kebutuhan jumlah karyawan.
• Karena sistem ERP dapat membantu arus barang dan jasa dengan lebih cepat, lebih banyak penjualan dapat diciptakan untuk setiap bulan.
• Beberapa perusahaan yang tidak menggunakan sistem ERP kadang-kadang terpaksa ditutup karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan yang menggunakan ERP. Pertanyaan yang cukup sulit dijawab ialah bagaimana mengukur keuntungan keuangan ini agar perusahaan dapat tetap hidup.
• Pelaksanaan sistem ERP yang lancar akan menghilangkan frustrasi di kalangan pemasok, pegawai sendiri, pelanggan, dan distributor, dimana keuntungan ini sulit dihitung secara kuantitatif.
• Karena penghematan biaya dan penambahan pendapatan terjadi dalam waktu yang lama, maka sulit juga menghitung berapa nilai uang yang didapat sebagai akibat investasi ERP untuk pertama kalinya.
• Karena implementasi ERP memerlukan waktu, dan sementara itu mungkin ada faktor lain dalam bisnis yang mempengaruhi keuntungan dan biaya perusahaan, maka sulit mengisolasi pengaruh yang hanya diakibatkan oleh implementasi ERP.
 
Pengembalian investasi biasanya dapat dihitung dengan perhitungan return on investment (ROI). ROI adalah rasio antara keuntungan proyek dan biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Untuk kasus implementasi ERP perhitungan ini tidak mudah, karena sering kali keuntungan yang didapat tidak dapat dihitung secara kuantitatif dan berbagai sebab lainnya, seperti telah disebutkan di atas.

Namun, beberapa perusahaan toh mencoba menghitung ROI ini. Misalnya Pitney Bowes, perusahaan pembuat mesin fax dan fotokopi, mengatakan bahwa pengembalian investasi ERP didapat hampir secara langsung, berupa pengurangan biaya operasi total sebesar 28%, kenaikan penjualan sebesar 4% (dari $ 4 miliar per tahun), dan peningkatan akurasi agen penjualan sebesar 41%, yang berarti meningkatkan kepuasan pelanggan.

Toro, pedagang besar dari pabrik pemotong rumput, mengaku memperoleh keuntungan dari implementasi ERP dalam jangka panjang. Toro menghabiskan biaya US$ 25 juta untuk sistem ERP selama 4 tahun. Semula, sulit menghitung berapa ROI yang diperoleh. Kemudian dengan bertambahnya jumlah pelanggan, maka lebih mudah menghitung ROI ini. Misalnya, diperoleh penghematan sebesar US$ 10 juta dalam bentuk pengurangan persediaan barang, sebagai hasil dari perbaikan pengelolaan persediaan, pergudangan, dan metoda distribusi. Tetapi ada juga, misalnya Fox Meyer, yang mengalami bangkrut gara-gara mengimplementasikan ERP ini. Tentu ada sebab-sebab tertentu yang menyebabkan kegagalan implementasinya.

Penyebab Kegagalan ERP



1.        Meremehkan kerumitan perencanaan, pengembangan,dan pelatihan
2.       Tidak melibatkan para karyawan yg terkena dampak perencanaan
3.       Melakukan terlalu banyak hal dengan cara yang cepat pada proses konversi
4.       Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai tugas baru yg dibutuhkan oleh sistem ERP
5.       Kegagalan melakukan konversi data 
6.   Terlalu mempercayai berbagai pernyataan yang diberikan para penjual software ERP